Foto Dokumentasi Rekoleksi 22-24 Nov 2013






VISI & MISI Wanita Katolik Republik Indonesia


Visi dan Misi :

1.     VISI Wanita Katolik RI adalah :

§  Organisasi yang mandiri bersifat sosial aktif memiliki kekuatan moral dan kemampuan yang handal dalam menjalankan karya-karya pengabdian untuk mewujudkan kesejahteraan bersama serta menegakkan harkat dan martabat manusia

2.     MISI Organisasi Wanita Katolik RI :

§  Mengembangkan kemampuan serta memberdayakan seluruh jajaran Wanita Katolik RI, guna meningkatkan kualitas pengabdian dalam masyarakat

§  Menghimpun aspirasi dan mengaktualisasikan potensi Wanita Katolik RI agar karya pengabdian terwujud secara optimal dan berkesinambungan

§  Memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender dalam seluruh dimensi kehidupan

§  Mengupayakan lingkungan hidup yang seimbang

Tujuan & Sejarah Berdirinya WKRI


Tujuan Awal Berdirinya WKRI

Awal mula berdirinya dari sekumpulan perempuan yang tergerak nuraninya untuk menjalankan karya tanpa pamrih, demi menegakkan  martabat kaum perempuan.

 
Sejarah Berdirinya WKRI

 WKRI berdiri : 26 Juni 1924
Penggagas, Pendiri  & Penggerak WKRI :


   Ibu R. Ay. Maria Soelastri  Soejadi Darmasepoetra Sasraningrat

Tempat & tanggal Lahir : Yogyakarta, 22 April 1896

Orang tua beliau :
   Putra Mahkota Sri Paku Alam III dan B.R. Ay Sasraningrat
   dan cicit Pangeran Diponegoro

Kakak beliau :
   R.A. Sutartinah yang terkenal sebagai Nyi Hajar Dewantara (pendiri Taman Siswa)

Adik beliau :
   R.A. Catharina Soekirin Hardjadiningrat yang menjadi Ketua Pertama WKRI

Jumlah Anggota WKRI di Indonesia


Jumlah WKRI berada di 32 daerah wilayah kerja di Indonesia dengan + 650 cabang
Total jumlah anggota + 70.000 orang

Rekoleksi - Puhsarang, kediri 22-24 November 2013


AGENDA :

~       Tujuan Rekoleksi oleh Romo Johanes Anano Sri Nugroho (Rm Nano)

o   Tema : “Inilah aku, utuslah aku” (Yesaya 6:8)

o   Sub-tema : WKRI Diutus Mewartakan Karya Allah

~       Organisasi WKRI oleh Bpk. Robertus Angkowo MM

o   Berdaya pikat

o   Berdaya juang

o   Kontekstual

~       Sosialisasi hasil Kongres XIX oleh WKRI DPD Jatim

 

Tujuan REKOLEKSI oleh Romo Nano  

Apa nilai yang terkandung dalam seruan Yesaya :

§  Kesiapan dengan segala kekurangan

§  Kesadaran sebagai Utusan Allah

§  Siap menerima perutusan sebagai Utusan Allah

§  Sepenuh hati, bekerja dengan ikhlas, tanpa pamrih

§  Tidak mencari pencitraan diri, cari pangkat, cari sanjungan

§  Semua yang dilakukan adalah tugas pemuridan

§  Pelayanan total bukan pelarian

 

Visi dan Misi :

1.     VISI Wanita Katolik RI adalah :

§  Organisasi yang mandiri bersifat sosial aktif memiliki kekuatan moral dan kemampuan yang handal dalam menjalankan karya-karya pengabdian untuk mewujudkan kesejahteraan bersama serta menegakkan harkat dan martabat manusia

2.     MISI Organisasi Wanita Katolik RI :

§  Mengembangkan kemampuan serta memberdayakan seluruh jajaran Wanita Katolik RI, guna meningkatkan kualitas pengabdian dalam masyarakat

§  Menghimpun aspirasi dan mengaktualisasikan potensi Wanita Katolik RI agar karya pengabdian terwujud secara optimal dan berkesinambungan

§  Memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender dalam seluruh dimensi kehidupan

§  Mengupayakan lingkungan hidup yang seimbang

 

ORGANISASI WKRI yang Ber-DAYA PIKAT, DAYA JUANG & KONTEKSTUAL

oleh Drs. Robertus Anggowo MM

 

Konteks Organisasi WKRI :

  • Bagian integral dari Warga Negara RI
  • Bagian integral dari Gereja Katolik -> mendampingi kaum wanita katolik
  • Setelah organisasi ini menjadi besar -> ORMAS
  • Asas WKRI yang berlandaskan :

a.     PANCASILA

b.     UUD ‘45

c.      INJIL

d.     AJARAN SOSIAL GEREJA KATOLIK

 

DAYA PIKAT

§  Dirasakan MANFAATnya

§  Dapat MENARIK

§  Menunujukkan kesaksian hidup yang baik : RUKUN, KOMPAK, terlibat AKTIF dalam kegiatan Gereja & masyarakat, berhasil dalam pembinaan

§  Ukuran keberhasilannya -> banyaknya kaum wanita katolik yang mau terlibat aktif dalam kehidupan menggereja & bermasyarakat

DAYA JUANG

§  PANTANG MENYERAH dalam segala kesulitan

§  KREATIF (mencari terobosan & solusi) & KONSISTEN dalam meraih tujuannya

§  Pengurus ditantang untuk berani menjadi PROMOTOR Perjuangan Keadilan, Perdamaian & Kesejahteraan bersama

§  Kuat dalam MOTIVASI, KOMITMEN, ULET, KERJA KERAS, SERIUS & rela mengerahkan segala kemampuan

KONTEKSTUAL

§  Memperkuat identitas PROFESI

§  Sadar bahwa kehadiran WKRI adalah bagian dari Gereja & Masyarakat -> terlibat dalam gerak hidup yang aktual

ANALISA TANTANGAN

§  WKRI beberapa tahun ini terkesan “LAMBAN BERGERAK/STAGNAN

§  Perlu membenahi diri, kiprahnya di lingkungan Gereja & masyarakat

§  Jumlah secara kuantitatif sedikit/minoritas -> minder, kurang pede dgn identitas kekatolikannya -> berakibat bisa menjadi nyaman hanya dg kelompok seiman saja (eksklusif)

§  Minor namun ber-KUALITAS -> unggul dalam berbagai dimensi hidup (iman, intelektual, sosial)

§  Memperkuat networking/jejaring -> mengembangkan pola kerja

ANALISA PELUANG

§  Adanya iklim keterbukaan, kebebasan & sistem demokratis adalah peluang WKRI untuk memperkuat eksistensi & kiprah Wanita Katolik didalam & diluar Gereja

§  Menambah pengetahuan dgn : Latihan Kepemimpinan, Seminar, diskusi & pembinaan

§  Sistem kerja dgn basis data & jejaring -> peluang utk meraih Visi Misi WKRI

§  Kontekstual kehadiran -> membuat gerakan” berwawasan lingkungan, dialog lintas iman, lintas budaya dpt dipergunakan sbg program kerja

ANALISA KELEMAHAN

§  Kurang wawasan, skill, pengalaman utk mengembangkan potensi diri di berbagai dimensi -> terlibat utk mengembangkan diri menjadi lebih kecil

§  Minim kader UNGGUL kepemimpinan organisasi di lingkungan Gereja & masyarakat

§  Kurang/minim pendampingan -> kurang motivasi baik dari internal Gereja maupun eksternal (pemerintah, tokoh masyarakat, dll)

§  WKRI kurang LENTUR (bounce = melambung) , terkesan FORMAL, kurang Kreatif-Inovatif & tidak/kurang “GAUL”, hal ini disebabkan oleh :

a.     Kurang peka dlm menangkap masalah, kebutuhan, kecemasan & harapan

b.     Pengurus organisasi sbg sebuah profesi yang profestis -> KURANG DIMINATI karena bersifat pengabdian

c.      Lemah koordinasi/jejaring (internal & eksternal) ->

a.     merasa eksklusif

b.     Merasa aman dgn diri sendiri

c.      Kurang terbuka, sentralistik, kurang kerjasama dgn pihak luar

d.     Semua ini akibat pola pembasisan yang tidak berjalan dg baik

e.     Minim SARANA/FASILITAS & DANA -> namun ini bukan alasan untuk takut “BERGERAK”, justru harus kreatif & berjuang mencari jalan keluar/terobosan yang efektif

ANALISA KEKUATAN

§  Banyak Wanita Katolik yang mempunyai kemampuan, kemauan & keterlibatan nyata untuk menjadi pengurus WKRI

§  Identitas WKRI sbg bagian dari Karya Gereja informal & kekeluargaan -> dapat menjadi kekuatan yang efektif untuk menarik & menjawab kebutuhan tenaga pembina

§  Adanya pengakuan baik dari internal (GEREJA) & eksternal (pemerintah & masyarakat)

Dengan semua analisa ini diharapkan segenap pengurus & anggota WKRI dapat terus membaharui diri agar semakin berdaya pikat, berdaya juang & kontekstual dalam menatap masa depan dengan penuh optimisme

 

Tujuan Kongres XIX :

§  Agar kaderisasi berlangsung secara berkelanjutan

§  Program organisasi berkesinambungan sebagaimana mestinya

§  Dan untuk memenuhi tertib organisasi

Tema Kongress XIX :

Memperjuangkan kualitas hidup dan kehidupan demi  mencapai ketahanan masyarakat menuju Indonesia Sejahtera yang Berkeadilan, artinya :

   Memperjuangkan kualitas hidup dan kehidupan -> merupakan perjuangan organisasi, melanjutkan dua tema kongres sebelumnya dan dgn melihat perkembangan kondisi sekarang yang ternyata “menurun” atau mundur dlm hal karakter bangsa

   Ketahanan masyarakat -> kemandirian bangsa dlm rangka “kedaulatan” di bidang keamanan-rasa aman utk dpt berpartisipasi dlm mengaktualisasikan diri & dlm proses pembangunan berkesinambungan (human security), pangan, membangun karakter bangsa yg dpt menopang segala sendi (kualitas) kehidupan bangsa

   Mewujudkan Indonesia sejahtera yang berkeadilan -> cita-cita bangsa yang perlu diwujudkan bersama agar adil bagi semua

 

Komisi Penyempurnaan AD-ART :

1.     Penyempurnaan sistematika AD-ART

2.     Penambahan pasal baru ttg Pengembangan Organisasi dan Peningkatan Kualitas Organisasi

3.     Penyempurnaan sejumlah pasal yg berkaitan dg bentuk & tempat kedudukan, visi-misi & pedoman, wilayah kerja, penasihat, pembubaran organisasi

4.     Perubahan pasal ttg Badan Pengurus dg mengganti koordinator presidium menjadi ketua presidium, anggota presidium I, anggota presidium II, kekayaan organisasi, atribut dan kelengkapan organisasi

Komisi Strategi kerja :

1.   WKRI menyadari bhw dlm 5thn kedepan, Organisasi perlu mengoptimalkan seluruh potensi utk membangun ketahanan masyarakat

2.   Program Kerja WKRI difokuskan pd 3 sektor : Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan

3.   Program Kerja WKRI merupakan Program Kerja Nasional yg dilaksanakan oleh seluruh jenjang Organisasi yg disesuaikan dgn situasi & kondisi wilayah kerja masing-masing

4.   Gerakan Nasional merupakan gerakan langkah komitmen WKRI dlm mengimplementasikan nilai-nilai solidaritas-subsidiaritas & sikap ASIH-ASAH-ASUH, khususnya dlm mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal & pelestarian Lingkungan Hidup

Komisi Pengembangan Kualitas Organisasi :

1.     Dana abadi – Rp.5.000/tahun

2.     Partisipasi WKRI thd Partai Politik dan Pemilu (Pengurus WKRI diberi kesempatan dgn partisipasi partai politik disepakati bhw Pengurus WKRI diberi kesempatan memilih utk tetap menjadi Pengurus Organisasi (di semua jenjang Kepengurusan) atau menjadi Pengurus Partai dan/atau anggota partai politik

3.     Hubungan & keterkaitan WKRI dgn Yayasan Dharma Ibu (YDI)

4.     Iuran Anggota dan Dana Solidaritas – Rp. 1.000/tahun

5.     Kaderisasi dan Rapat Paripurna

6.     Pemekaran Wilayah Kerja

Hasil Pertemuan Penasihat Rohani :

1.     Memfasilitasi terjadinya pemahaman yang sama

2.     Perlu ada penjelasan yang terinci berkaitan dgn tugas dan wewenang Penasihat Rohani dalam AD-ART yang sudah disempurnakan

3.     Mengajak perempuan muda katolik untuk menjadi anggota WKRI

4.     Mempertegas perbedaan WKRI dgn kelompok-kelompok kategorial perempuan lain di keuskupan dan/atau paroki

5.     Mengembangkan mailing list Penasihat Rohani untuk memastikan Penasihat Rohani memperoleh informasi ttg perkembangan WKRI sekaligus untuk melakukan pendampingan dgn lebih mudah

Hasil Rapat Koordinasi YDI :

1.   Menyetujui pelaksanaan rapat koordinasi bersamaan dgn Kongres Organisasi dan diberi alokasi waktu yang cukup

2.   Membakukan Pedoman Pendirian YDI seperti diusulkan dalam Rakor YDI yang bersamaan dgn Rakornas di Purwokerto thn 2011 dan menambah poin no. 9 yaitu pembuatan surat persetujuan dari Dewan Pengurus WKRI satu tingkat di atasnya dan diketahui oleh DPP sesuai dgn Penyempurnaan AD-ART thn 2013

3.   Perlu sosialisasi AD-ART pada saat kaderisasi yang dilakukan oleh WKRI

Hasil Sidang Pemilihan Pimpinan WKRI DPP masa bakti thn 2013-1018 :

1.     Anastasia Irawati memperoleh 319 suara

2.     Hildegard Della Pradipta  memperoleh 377 suara

3.     Justina Rostiawati  memperoleh 600 suara

4.     Kristina Sugesti memperoleh 105 suara

5.     Marie Angkawijaya memperoleh 146 suara

6.     Scholastika Yanti memperoleh 308 suara

7.     Suara tidak sah 2 suara

Tiga orang dengan perolehan terbanyak adalah pimpinan terpilih, yaitu :

1.     Ibu Justina Rostiawati       menjabat sebagai   Ketua Presidium

2.     Ibu Heldegard Della Pradipta     menjabat sebagai   Anggota Presidium I

3.     Ibu Anastasia Irawati        menjabat sebagai   Anggota Presidium II